Senin, 04 Oktober 2021

ESSAI KECIL PT 5

 

ESSAI KECIL MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN OFFERING C12 PERTEMUAN KELIMA

 

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Parno, M.Si

 









 

Disusun Oleh:

GUSTI INDRA TANIO   (200741637258)

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

 

 

“Teori Belajar Sosial di Masa Sekarang”

Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teori ini menerima sebagian besar prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal. Jadi dalam teori belajar sosial kita akan menggunakan penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.

Menurut Ratna Wilis Dahar (2011:22) Melalui observasi tentang dunia sosial kita, melalui interpretasi kognitif, banyak sekali informasi dan penampilan atau keahlian kompleks yang dapat dipelajari.

Menurut Abu Ahmadi ( 2009: 126) Belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan pengalaman. Teori belajar sosial beranggapan bahwa hubungan antar pribadi antara anak dengan orang dewasa menyebabkan anak meniru atau menyerap perilaku perlaku sosial, melalui interaksi sosial anak melakukan identifikasi dengan orang dewasa, dengan kekuasaan, dengan perasaan iri dan sebagainya.

Menurut teori belajar sosial, yang terpenting adalah kemampuan seseorang untuk mengabstraksikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku perilaku yang terpilih.

Adapun implementasi teori belajar sosial dalam pembentukan akhlak anak usia dini dapat dilihat dari proses belajar, dimana proses belajar menurut teori belajar sosial ini menekankan pada konsep modelling. Menurut Bandura, ada empat fase belajar dari model, yaitu :

a. Fase Perhatian

Fase pertama dalam belajar observasional adalah memberikan perhatian pada suatu model. pada umumnya, para siswa memberikan perhatian pada model model yang menarik, berhasil, menimbulkan minat, dan popular. Dalam kelas guru akan memperoleh perhatian dari para siswa jika guru menyajikan isyarat isyarat yang jelas. Perhatian siswa juga akan diperoleh dengan memotivasi siswa agar menaruh perhatian.

b. Fase Retensi

Pada fase retensi siswa dilatih agar dapat tetap mengingat berbagai hal yang telah dipelajari melalui proses pengamatan dilapangan. Hanya dengan mengingat berbagai hal yang telah diamati oleh panca indera siswa, maka siswa tersebut akan dapat belajar dengan baik, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Belajar observasional terjadi berdasarkan contiguitas. dua kejadian contiguitas yang diperlukan ialah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka panjang. materi akan lama diingat bila terjadi pengulangan.

c. Fase Reproduksi

Umpan balik yang bersifat memperbaiki memiliki peran penting untuk membentuk perilaku yang diinginkan. umpan balik ini bukan hanya ditujukan pada aspek aspek yang benar pada penampilan, tapi yang lebih penting ialah ditujukan pada aspek aspek yang salah pada penampilan. Menurut Rtna Wilis Dahar ( 2006:43) Secara cepat memberi tahu siswa tentang respon yang tidak tepat sebelum berkembang menjadi kebiasaan yang tidak diinginkan merupakan pengajaran yang baik. Teori belajar sosial memperkenalkan tiga prasyarat utama untuk berhasil dalam proses ini. Pertama, orang harus memiliki komponen keterampilan. biasanya rangkaian perilaku model dalam penelitian bandura buatan dari komponen perilaku yang sudah diketahui orang. Kedua, orang harus memiliki kapasitas fisik untuk membawa komponen keterampilan dalam mengkoordinasi gerakan. Terakhir, hasil yang dicapai dalam koordinasi penampilan memerlukan pergerakan individu yang dapat dengan mudah terlihat.

d. Fase Motivasi

Fase terakhir dalam proses belajar observasional adalah fase motivasi. para siswa akan meniru suatu model sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat demikian, mereka akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforcement. Dalam kelas fase motivasi kerap kali terdiri atas pujian atau angka untuk penyesuaian dengan model. para siswa memperhatikan model, melakukan latihan, dan menampilkannya sebab mereka mengetahui bahwa inilah yang disukai guru.

Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian penguatan dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Manusia berusaha untuk membina dan membentuk akhlaknya melalui sarana yang disebut pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu alat kemajuan dan ketinggian bagi seseorang dan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan Ahlak pada lembaga pendidikan formal dimulai ketika anak-anak mengikuti pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar