ESSAI KECIL MATA KULIAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN OFFERING C12 PERTEMUAN KELIMA
Dosen Pengampu:
Prof.
Dr. Parno, M.Si
Disusun Oleh:
GUSTI INDRA TANIO (200741637258)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
S1
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
“Teori
Belajar Sosial di Masa Sekarang”
Teori belajar sosial
merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional. Teori ini
dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teori ini menerima sebagian besar
prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada
efek efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal. Jadi dalam teori
belajar sosial kita akan menggunakan penjelasan reinforcement eksternal dan
penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Menurut Ratna Wilis
Dahar (2011:22) Melalui observasi tentang dunia sosial kita, melalui
interpretasi kognitif, banyak sekali informasi dan penampilan atau keahlian
kompleks yang dapat dipelajari.
Menurut Abu Ahmadi (
2009: 126) Belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan pengalaman. Teori belajar sosial beranggapan bahwa hubungan
antar pribadi antara anak dengan orang dewasa menyebabkan anak meniru atau
menyerap perilaku perlaku sosial, melalui interaksi sosial anak melakukan
identifikasi dengan orang dewasa, dengan kekuasaan, dengan perasaan iri dan
sebagainya.
Menurut teori belajar
sosial, yang terpenting adalah kemampuan seseorang untuk mengabstraksikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana
yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku perilaku yang terpilih.
Adapun implementasi
teori belajar sosial dalam pembentukan akhlak anak usia dini dapat dilihat dari
proses belajar, dimana proses belajar menurut teori belajar sosial ini
menekankan pada konsep modelling. Menurut Bandura, ada empat fase belajar dari
model, yaitu :
a. Fase Perhatian
Fase pertama dalam
belajar observasional adalah memberikan perhatian pada suatu model. pada
umumnya, para siswa memberikan perhatian pada model model yang menarik,
berhasil, menimbulkan minat, dan popular. Dalam kelas guru akan memperoleh
perhatian dari para siswa jika guru menyajikan isyarat isyarat yang jelas.
Perhatian siswa juga akan diperoleh dengan memotivasi siswa agar menaruh perhatian.
b. Fase Retensi
Pada fase retensi siswa
dilatih agar dapat tetap mengingat berbagai hal yang telah dipelajari melalui
proses pengamatan dilapangan. Hanya dengan mengingat berbagai hal yang telah
diamati oleh panca indera siswa, maka siswa tersebut akan dapat belajar dengan
baik, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Belajar observasional
terjadi berdasarkan contiguitas. dua kejadian contiguitas yang diperlukan ialah
perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu
dalam memori jangka panjang. materi akan lama diingat bila terjadi pengulangan.
c. Fase Reproduksi
Umpan balik yang
bersifat memperbaiki memiliki peran penting untuk membentuk perilaku yang
diinginkan. umpan balik ini bukan hanya ditujukan pada aspek aspek yang benar
pada penampilan, tapi yang lebih penting ialah ditujukan pada aspek aspek yang
salah pada penampilan. Menurut Rtna Wilis Dahar ( 2006:43) Secara cepat memberi
tahu siswa tentang respon yang tidak tepat sebelum berkembang menjadi kebiasaan
yang tidak diinginkan merupakan pengajaran yang baik. Teori belajar sosial
memperkenalkan tiga prasyarat utama untuk berhasil dalam proses ini. Pertama,
orang harus memiliki komponen keterampilan. biasanya rangkaian perilaku model
dalam penelitian bandura buatan dari komponen perilaku yang sudah diketahui
orang. Kedua, orang harus memiliki kapasitas fisik untuk membawa komponen
keterampilan dalam mengkoordinasi gerakan. Terakhir, hasil yang dicapai dalam
koordinasi penampilan memerlukan pergerakan individu yang dapat dengan mudah
terlihat.
d. Fase Motivasi
Fase terakhir dalam
proses belajar observasional adalah fase motivasi. para siswa akan meniru suatu
model sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat demikian, mereka akan
meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforcement. Dalam kelas fase
motivasi kerap kali terdiri atas pujian atau angka untuk penyesuaian dengan
model. para siswa memperhatikan model, melakukan latihan, dan menampilkannya
sebab mereka mengetahui bahwa inilah yang disukai guru.
Prinsip dasar belajar
menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial
dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku
(modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian
penguatan dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan
perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
Manusia berusaha untuk
membina dan membentuk akhlaknya melalui sarana yang disebut pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu alat kemajuan dan ketinggian bagi seseorang dan
masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan Ahlak pada lembaga pendidikan formal
dimulai ketika anak-anak mengikuti pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar