MAKALAH
“PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN
KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”
Untuk
Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Prof.
Dr. Parno, M.Si
Disusun Oleh:
GUSTI INDRA TANIO (200741637258)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
S1
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DESEMBER
2021
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Hasil Belajar Siswa” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah
ini telah saya susun dengan baik dan dibantu oleh berbagai pihak yang ada
sehingga dalam proses pembuatan makalah ini berjalan dengan lancar. Penulis
juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Pak Parno selaku dosen mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran, dikarenakan dengan tugas ini kita dapat memperoleh
ilmu pengetahuan terkait materi yang diberikan.
Makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar
pembaca memberikan kritik, saran maupun komentar membangun sehingga penulis
makalah menjadi lebih baik lagi. Mohon maaf jika penulis masih terdapat kesalahan
kata dalam makalah tersebut.
Akhir
kata saya berharap semoga makalah yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa” ini dapat memberikan manfaat
dan utilitas terhadap pembaca. Demikian kata pengantar ini saya sampaikan.
Terima kasih atas berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas ini.
Batu, 31 Oktober 2021
Gusti Indra
Tanio
(200741637258)
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1 Makna dari Media Pembelajaran..................................................................... 3
2.2 Fungsi Tujuan Pembelajaran............................................................................ 3
2.3 Pengaruh Media Pembelajaran terhadap
Kecerdasan Emosional.................... 3
2.4 Contoh Permasalahan Kontekstual yang
Berkaitan........................................ 5
2.5 Contoh
Artikel yang Sesuai............................................................................. 5
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 6
3.1
Kesimpulan...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap individu yang bernyawa sangat membutuhkan
bekal ilmu pendidikan dan suatu proses pembelajaran. Pendidikan dan
pembelajaran diperoleh saat berada dalam fase kanak-kanak hingga tumbuh kembang
menjadi anak-anak, remaja dan manusia dewasa. Proses perkembangan yang terjadi
pada manusia juga berbeda-beda, tergantung lingkungan dan aktivitas yang
dilakukan di setiap harinya. Setiap manusia yang berada di fase anak-anak
belajar dan berkembang sesuai pengalaman yang telah diberikan, dengan itu
setiap anak memiliki cara yang unik dalam proses tumbuh kembangnya. Dalam hal
ini, diharapkan setiap anak dapat melihat dunianya sendiri atau kehidupan yang akan
dijalankan dengan kemandirian.
Dalam proses tumbuh kembang seorang anak, maka
dibutuhkan media pembelajaran agar mempercepat mendapatkan stimulus bahan
materi yang ada. Media pembelajaran adalah metode pembantu yang berfungsi untuk
memperlancar arus menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini didasari oleh
kekuatan dalam proses belajar dan pembelajaran, yakni dengan adanya media media
penggerak tersebut, dapat dijadikan tolak ukur hasil sebuah pembelajaran yang
baik.
Hal yang berkaitan dengan hasil sebuah pembelajaran
yang baik adalah sebuah kecerdasan emosional. Salah satu pengertian kecerdasan
emosional dikemukakan oleh Subiantoro (2015) yaitu sebuah kemampuan individu
dalam mengenali diri pribadinya serta orang lain, memotivasi diri sendiri,
mengatur emosi baik kepada dirinya sendiri ataupun kepada orang lain, mempunyai
sifat empati terhadap orang lain juga meningkatkan komunikasi dan hubungan
dengan orang lain. Kecerdasan emosional ini menekankan kepada seseorang untuk
belajar mengakui dan menghargai perasaan kepada diri sendiri dan kepada orang
lain agar berhubungan dengan baik, juga menerapkan pengetahuan, sikap, serta kontrol
emosi yang baik dan efektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut;
1.2.1. Apa makna dari media
pembelajaran?
1.2.2. Apa fungsi media
pembelajaran?
1.1.3. Bagaimanakah pengaruh
media pembelajaran terhadap kecerdasan emosional?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan yang telah ditentukan, maka penulis juga dapat merumuskan tujuan yang
hendak dicapai dalam penulisan makalah tersebut, adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui
pengertian dari media pembelajaran.
1.3.2. Mengetahui fungsi
media pembelajaran.
1.3.3. Mengetahui hubungan
media pembelajaran terhadap kecerdasan emosional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media
adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah alat yang digunakan untuk
menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan
dengan baik.
Media
juga dapat diartikan sebagai penghubung antara pemberi dan penerima informasi.
Penggunaan media sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik inilah
yang disebut dengan pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa belajar aktif
memerlukan dukungan media untuk menghantarkan materi yang akan mereka pelajari.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa
Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran,
dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang
telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.
Kata
pembelajaran mengandung makna yang lebih pro-aktif dalam melaksanakan kegiatan
belajar, sebab di dalamnya bukan hanya pendidik atau instruktur yang aktif,
tetapi peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam belajar. Media
pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif.
Media
pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk
keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk
menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang dan dengar termasuk teknologi perangkat
keras.
Kesimpulannya
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.
2.2 Fungsi Media Pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pendidik dalam
menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan
pembelajaran.
Levie
dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu:
a.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan
dengan makna yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari kenikmatan peserta didik ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
c.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan fungsi media pembelajaran dapat membantu
memudahkan belajar bagi peserta didik dan pendidik, memberikan pengalaman lebih
nyata (abstrak menjadi konkret), menarik perhatian dan minat belajar peserta
didik, dan dapat membangkitkan menyamakan antara teori dengan realitanya.
Secara
umum media pembelajaran dapat diartikan sebagai media yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Pesan yang berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap dapat
disalurkan dengan media pembelajaran, serta dapat merangsang perhatian dan
kemauan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebuah media yang
digunakan untuk menyampaikan suatu materi akan sangat dibutuhkan ketika peserta
didik mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Pendidik juga akan lebih
mudah menyampaikan materi jika seorang pendidik menyampaikan menggunakan media
yang sesuai dengan kebutuhan.
2.3 Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Kecerdasan Emosional
Pendidikan merupakan tempat, media
sekaligus langkah strategis yang digunakan untuk menciptakan mutu sumber daya
manusia yang baik dari segi moral, sosial maupun intelektual. Mutu pendidikan
yang rendah dalam satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan
pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana
pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah.
Dengan berbagai usaha ini ternyata belum
menunjukan peningkatan yang signifikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat
terlihat dari langkah perbaikan, perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh
guru. Guru menyeimbangkan pengajaran yang tidak hanya mengembangkan kemampuan
akademik dengan menggunakan IQ tinggi namun juga mengembangkan kecerdasan emosional
yang dimiliki siswa. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari
kegiatan belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi
belajar yang membanggakan. Setiap siswa pasti mengharapkan prestasi belajar
yang tinggi, baik orang tua maupun siswa dan bagi guru. Untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa
dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya serta
kecerdasannya.
Pandangan sempit masyarakat mengenai
kecerdasan, dengan mengatakan bahwa IQ sangat mempengaruhi kesuksesan dan
kegagalan seseorang. Seseorang yang memiliki IQ tinggi bisa gagal dan justru
seseorang yang memiliki IQ sedang–sedang bisa menjadi sukses. Hal tersebut
dikarena seseorang lebih memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sehingga
bisa merubah pola pikirnya. IQ merupakan fakta genetik yang tak mungkin diubah
oleh pengalaman hidup, dan bahwa takdir kita dalam kehidupan terutama
ditetapkan oleh faktor bawaan. IQ mencakup segala aktifitas akademis yang dapat
berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi pada diri seseorang. Berbeda dengan
EQ (Kecerdasan Emosional) yang dapat berubah sesuai dengan kondisi dan
keinginan dari siswa untuk merubah dirinya sendiri menjadi berkembang dan bahkan
berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kecerdasan akademis praktis tidak
menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan
oleh kesulitankesulitan hidup. Namun, IQ yang tinggi pun tidak menjamin
kesejahteraan, gengsi, atau kebahagiaan hidup.
Sekolah dan budaya kita lebih menitik
beratkan pada kemampuan akademis dan mengabaikan kecerdasan emosional. Namun,
dalam realita yang ada justru kecerdasan emosional harus dikembangkan di
sekolah-sekolah khususnya dan di negara umumnya. Kecerdasan emosional menurut
Goleman (2003: 512), merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur kehidupan
emosinya dengan inteligensi, melalui ketrampilam kesadaran diri, pengendalian
diri, motivasi diri, empati, dan ketrampilan sosial. Dan kecakapan seseorang
dalam perkembangan kehidupannya dalam serangkaian ciri-ciri sebagian ada yang
sangat mempengaruhi kehidupan kita. Kecerdasan emosional bertumpu pada hubungan
perasaan, watak dan naluri moral. Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang
membuat orang tersebut sadar akan hal yang seharusnya dilakukan untuk membuat
dirinya lebih berkembang dan lebih maju.
Keberhasilan belajar siswa sangat
ditentukan oleh dorongan atau bimbingan belajar dari orang tua. Karena dorongan
ini dapat mempengaruhi siswa secara langsung. Dengan demikian apabila orang tua
memberikan dorongan kepada anaknya, sekalipun keluarga tersebut dari keluarga
miskin akan tetapi menghasilkan efek yang positif terhadap anak dalam
pendidikannya. Anak selalu berkembang baik fisik maupun mentalnya jika
pertumbuhan fisik anak dapat dilihat dari besar tubuh dan tinggi tubuh anak,
namun dilihat dari perkembangan anak (jiwa) anak terlihat dari keinginan serta
kemampuan anak dalam bersikap sesuatu. Apalagi diera modernisasi ini pengaruh
yang masuk atau yang dialami anak sangat besar ditambah dengan kemajuan dunia
media baik media cetak atau media elektronik begitu cepatnya mengelilingi
kehidupan mereka, sehingga jika orang tua lengah dalam menyingkapi keadaan ini
maka anak akan begitu saja cepat menerima sesuatu budaya atau ajaran dari luar.
Tidak semua ajaran dari luar itu buruk dan tidak semua ajaran dari luar itu
baik. Sebagai bangsa yang terkenal dengan budi pekerti yang luhur sebaiknya
orang tua jangan bosan-bosan untuk selalu mengibarkan dan selalu mencontohkan
budi pekerti yang sesuai dengan kehidupan bangsa kita.
2.4 Contoh Permasalahan Kontekstual
yang Berkaitan dengan Media Pembelajaran Terhadap Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi terhadap pembelajaran
matematika ada suatu kemampuan untuk mengendalikan emosi diri mengola dan
mengekspresikan emosi terhadap orang lain, kecerdasan emosi sangat diperlukan
untuk memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakahada pengaruh positif antara kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar matematikapeserta didik, dan mengubah pandangan peserta
didik tentang pelajaran matematika.
Fakta diperoleh informasi
bahwa ada beberapa peserta didik cenderung malas untuk belajar dan mengerjakan
soal dalam mata pelajaran matematika. Padahal, sebenarnya peserta didik
tersebut mampu untuk memahami materi pelajaran dan mengerjakan soal matematika.
Hal itu terbukti ketika dibimbing oleh guru, peserta didik dapat mengerjakan.
Namun, karena rasa malas peserta didik enggang mengerjakan sendiri. Peserta
didik juga cenderung mudah putus asa ketika menghadapi soal matematika.
2.5 Contoh Artikel yang Sesuai
PENGARUH
MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN:
https://journal.upy.ac.id/index.php/jatve/article/view/671
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan merupakan tempat, media sekaligus langkah
strategis yang digunakan untuk menciptakan mutu sumber daya manusia yang baik
dari segi moral, sosial maupun intelektual. Mutu pendidikan yang rendah dalam
satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang
dihadapi bangsa Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan
kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta
perbaikan manajemen sekolah.
Dengan berbagai usaha ini ternyata belum menunjukan
peningkatan yang signifikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat terlihat dari
langkah perbaikan, perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh guru. Guru
menyeimbangkan pengajaran yang tidak hanya mengembangkan kemampuan akademik
dengan menggunakan IQ tinggi namun juga mengembangkan kecerdasan emosional yang
dimiliki siswa.
Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas
dari kegiatan belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi
belajar yang membanggakan. Setiap siswa pasti mengharapkan prestasi belajar
yang tinggi, baik orang tua maupun siswa dan bagi guru. Untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa
dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya serta
kecerdasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmartdi, Y., & Soetomo, W. E. (2017).
PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SERTA DAMPAKNYA PADA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 CEPIRING
KABUPATEN KENDAL. Jurnal Visi Manajemen (JVM), 2(1).
Rohmantoro, D., Januariyansah, S., & Yulanto,
D. M. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Journal of Automotive Technology Vocational Education, 1(1), 33-39.
Sayekti, D. L., & Siasah, M. (2015).
Pengaruh Media Lingkungan dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPS
SMP. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 12(1).
Tamara, H. N., Rizal,
Y., & Rufaidah, E. (2019). PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PEMANFAATAN MEDIA
PEMBELAJARAN, KREATIVITAS, KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR. JEE (Jurnal Edukasi Ekobis), 7(5).


