Senin, 13 Desember 2021

MAKALAH UAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

 

MAKALAH

“PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”

 

 

Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Parno, M.Si

 


 

 


 

 

Disusun Oleh:

GUSTI INDRA TANIO                    (200741637258)

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DESEMBER 2021   

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. 

Makalah ini telah saya susun dengan baik dan dibantu oleh berbagai pihak yang ada sehingga dalam proses pembuatan makalah ini berjalan dengan lancar. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Pak Parno selaku dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, dikarenakan dengan tugas ini kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan terkait materi yang diberikan.

Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar pembaca memberikan kritik, saran maupun komentar membangun sehingga penulis makalah menjadi lebih baik lagi. Mohon maaf jika penulis masih terdapat kesalahan kata dalam makalah tersebut.

Akhir kata saya berharap semoga makalah yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa” ini dapat memberikan manfaat dan utilitas terhadap pembaca. Demikian kata pengantar ini saya sampaikan. Terima kasih atas berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. 

 

 

 

Batu, 31 Oktober 2021

 

 

 

Gusti Indra Tanio

(200741637258)

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2

1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3

2.1 Makna dari Media Pembelajaran..................................................................... 3

2.2 Fungsi Tujuan Pembelajaran............................................................................ 3

2.3 Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional.................... 3

2.4 Contoh Permasalahan Kontekstual yang Berkaitan........................................ 5

2.5 Contoh Artikel yang Sesuai............................................................................. 5

 

 

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 6

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 7

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu yang bernyawa sangat membutuhkan bekal ilmu pendidikan dan suatu proses pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran diperoleh saat berada dalam fase kanak-kanak hingga tumbuh kembang menjadi anak-anak, remaja dan manusia dewasa. Proses perkembangan yang terjadi pada manusia juga berbeda-beda, tergantung lingkungan dan aktivitas yang dilakukan di setiap harinya. Setiap manusia yang berada di fase anak-anak belajar dan berkembang sesuai pengalaman yang telah diberikan, dengan itu setiap anak memiliki cara yang unik dalam proses tumbuh kembangnya. Dalam hal ini, diharapkan setiap anak dapat melihat dunianya sendiri atau kehidupan yang akan dijalankan dengan kemandirian.

Dalam proses tumbuh kembang seorang anak, maka dibutuhkan media pembelajaran agar mempercepat mendapatkan stimulus bahan materi yang ada. Media pembelajaran adalah metode pembantu yang berfungsi untuk memperlancar arus menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini didasari oleh kekuatan dalam proses belajar dan pembelajaran, yakni dengan adanya media media penggerak tersebut, dapat dijadikan tolak ukur hasil sebuah pembelajaran yang baik.

Hal yang berkaitan dengan hasil sebuah pembelajaran yang baik adalah sebuah kecerdasan emosional. Salah satu pengertian kecerdasan emosional dikemukakan oleh Subiantoro (2015) yaitu sebuah kemampuan individu dalam mengenali diri pribadinya serta orang lain, memotivasi diri sendiri, mengatur emosi baik kepada dirinya sendiri ataupun kepada orang lain, mempunyai sifat empati terhadap orang lain juga meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional ini menekankan kepada seseorang untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan kepada diri sendiri dan kepada orang lain agar berhubungan dengan baik, juga menerapkan pengetahuan, sikap, serta kontrol emosi yang baik dan efektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

 

1.2 Rumusan Masalah

            Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut;

1.2.1. Apa makna dari media pembelajaran?

1.2.2. Apa fungsi media pembelajaran?

1.1.3. Bagaimanakah pengaruh media pembelajaran terhadap kecerdasan emosional?

 

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan yang telah ditentukan, maka penulis juga dapat merumuskan tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah tersebut, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.3.1. Mengetahui pengertian dari media pembelajaran.

1.3.2. Mengetahui fungsi media pembelajaran.

1.3.3. Mengetahui hubungan media pembelajaran terhadap kecerdasan emosional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah alat yang digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik.

Media juga dapat diartikan sebagai penghubung antara pemberi dan penerima informasi. Penggunaan media sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik inilah yang disebut dengan pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa belajar aktif memerlukan dukungan media untuk menghantarkan materi yang akan mereka pelajari. Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.

Kata pembelajaran mengandung makna yang lebih pro-aktif dalam melaksanakan kegiatan belajar, sebab di dalamnya bukan hanya pendidik atau instruktur yang aktif, tetapi peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam belajar. Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dan dengar termasuk teknologi perangkat keras.

Kesimpulannya media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.

 

 

2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pendidik dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran.

Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari kenikmatan peserta didik ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan fungsi media pembelajaran dapat membantu memudahkan belajar bagi peserta didik dan pendidik, memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret), menarik perhatian dan minat belajar peserta didik, dan dapat membangkitkan menyamakan antara teori dengan realitanya.

Secara umum media pembelajaran dapat diartikan sebagai media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pesan yang berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap dapat disalurkan dengan media pembelajaran, serta dapat merangsang perhatian dan kemauan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebuah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu materi akan sangat dibutuhkan ketika peserta didik mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Pendidik juga akan lebih mudah menyampaikan materi jika seorang pendidik menyampaikan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Kecerdasan Emosional

Pendidikan merupakan tempat, media sekaligus langkah strategis yang digunakan untuk menciptakan mutu sumber daya manusia yang baik dari segi moral, sosial maupun intelektual. Mutu pendidikan yang rendah dalam satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah.

Dengan berbagai usaha ini ternyata belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat terlihat dari langkah perbaikan, perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh guru. Guru menyeimbangkan pengajaran yang tidak hanya mengembangkan kemampuan akademik dengan menggunakan IQ tinggi namun juga mengembangkan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang membanggakan. Setiap siswa pasti mengharapkan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua maupun siswa dan bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya serta kecerdasannya.

Pandangan sempit masyarakat mengenai kecerdasan, dengan mengatakan bahwa IQ sangat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan seseorang. Seseorang yang memiliki IQ tinggi bisa gagal dan justru seseorang yang memiliki IQ sedang–sedang bisa menjadi sukses. Hal tersebut dikarena seseorang lebih memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sehingga bisa merubah pola pikirnya. IQ merupakan fakta genetik yang tak mungkin diubah oleh pengalaman hidup, dan bahwa takdir kita dalam kehidupan terutama ditetapkan oleh faktor bawaan. IQ mencakup segala aktifitas akademis yang dapat berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi pada diri seseorang. Berbeda dengan EQ (Kecerdasan Emosional) yang dapat berubah sesuai dengan kondisi dan keinginan dari siswa untuk merubah dirinya sendiri menjadi berkembang dan bahkan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitankesulitan hidup. Namun, IQ yang tinggi pun tidak menjamin kesejahteraan, gengsi, atau kebahagiaan hidup.

Sekolah dan budaya kita lebih menitik beratkan pada kemampuan akademis dan mengabaikan kecerdasan emosional. Namun, dalam realita yang ada justru kecerdasan emosional harus dikembangkan di sekolah-sekolah khususnya dan di negara umumnya. Kecerdasan emosional menurut Goleman (2003: 512), merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, melalui ketrampilam kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan ketrampilan sosial. Dan kecakapan seseorang dalam perkembangan kehidupannya dalam serangkaian ciri-ciri sebagian ada yang sangat mempengaruhi kehidupan kita. Kecerdasan emosional bertumpu pada hubungan perasaan, watak dan naluri moral. Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang membuat orang tersebut sadar akan hal yang seharusnya dilakukan untuk membuat dirinya lebih berkembang dan lebih maju.

Keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh dorongan atau bimbingan belajar dari orang tua. Karena dorongan ini dapat mempengaruhi siswa secara langsung. Dengan demikian apabila orang tua memberikan dorongan kepada anaknya, sekalipun keluarga tersebut dari keluarga miskin akan tetapi menghasilkan efek yang positif terhadap anak dalam pendidikannya. Anak selalu berkembang baik fisik maupun mentalnya jika pertumbuhan fisik anak dapat dilihat dari besar tubuh dan tinggi tubuh anak, namun dilihat dari perkembangan anak (jiwa) anak terlihat dari keinginan serta kemampuan anak dalam bersikap sesuatu. Apalagi diera modernisasi ini pengaruh yang masuk atau yang dialami anak sangat besar ditambah dengan kemajuan dunia media baik media cetak atau media elektronik begitu cepatnya mengelilingi kehidupan mereka, sehingga jika orang tua lengah dalam menyingkapi keadaan ini maka anak akan begitu saja cepat menerima sesuatu budaya atau ajaran dari luar. Tidak semua ajaran dari luar itu buruk dan tidak semua ajaran dari luar itu baik. Sebagai bangsa yang terkenal dengan budi pekerti yang luhur sebaiknya orang tua jangan bosan-bosan untuk selalu mengibarkan dan selalu mencontohkan budi pekerti yang sesuai dengan kehidupan bangsa kita.

 

2.4 Contoh Permasalahan Kontekstual yang Berkaitan dengan Media Pembelajaran Terhadap Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosi terhadap pembelajaran matematika ada suatu kemampuan untuk mengendalikan emosi diri mengola dan mengekspresikan emosi terhadap orang lain, kecerdasan emosi sangat diperlukan untuk memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakahada pengaruh positif antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematikapeserta didik, dan mengubah pandangan peserta didik tentang pelajaran matematika.

Fakta diperoleh informasi bahwa ada beberapa peserta didik cenderung malas untuk belajar dan mengerjakan soal dalam mata pelajaran matematika. Padahal, sebenarnya peserta didik tersebut mampu untuk memahami materi pelajaran dan mengerjakan soal matematika. Hal itu terbukti ketika dibimbing oleh guru, peserta didik dapat mengerjakan. Namun, karena rasa malas peserta didik enggang mengerjakan sendiri. Peserta didik juga cenderung mudah putus asa ketika menghadapi soal matematika.

 

2.5 Contoh Artikel yang Sesuai

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN:

https://journal.upy.ac.id/index.php/jatve/article/view/671

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan merupakan tempat, media sekaligus langkah strategis yang digunakan untuk menciptakan mutu sumber daya manusia yang baik dari segi moral, sosial maupun intelektual. Mutu pendidikan yang rendah dalam satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah.

Dengan berbagai usaha ini ternyata belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat terlihat dari langkah perbaikan, perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh guru. Guru menyeimbangkan pengajaran yang tidak hanya mengembangkan kemampuan akademik dengan menggunakan IQ tinggi namun juga mengembangkan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa.

Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang membanggakan. Setiap siswa pasti mengharapkan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua maupun siswa dan bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya serta kecerdasannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Rachmartdi, Y., & Soetomo, W. E. (2017). PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 CEPIRING KABUPATEN KENDAL. Jurnal Visi Manajemen (JVM)2(1).

Rohmantoro, D., Januariyansah, S., & Yulanto, D. M. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Journal of Automotive Technology Vocational Education1(1), 33-39.

Sayekti, D. L., & Siasah, M. (2015). Pengaruh Media Lingkungan dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPS SMP. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial12(1).

Tamara, H. N., Rizal, Y., & Rufaidah, E. (2019). PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, KREATIVITAS, KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR. JEE (Jurnal Edukasi Ekobis)7(5).

 

Senin, 06 Desember 2021

ESSAI KECIL PT 13

 


ESSAI KECIL MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN OFFERING C12 PERTEMUAN KETIGABELAS

 

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Parno, M.Si

 



 

Disusun Oleh:

GUSTI INDRA TANIO   (200741637258)

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL



“Cara Membuat Rancangan Program Pembelajaran K13”

Langkah-langkah pembuatan RPP sebagai berikut

1. Mengisi Identitas RPP

Mengisi identitas sekolah atau nama satuan pendidikan, identitas mata pelajaran atau tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, dan alokasi waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

2. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Mencantumkan Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar (KD) dan indikator pada setiap muatan pembelajaran seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBdP sudah ada pada buku guru, jadi dikutip saja. KD 1 (Sikap spiritual) dan KD 2 (Sikap sosial) disesuaikan dengan KI apabila belum ada pada buku guru.

4. Mencantumkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. Kalian cukup meringkas materi yang ada pada buku siswa.

5. Memilih Metode Pembelajaran.

Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

6. Memilih Media Pembelajaran

Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

7. Memilih Sumber Belajar

Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

8. Membuat Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

 

 

Senin, 29 November 2021

ESSAI KECIL PT 12

 

ESSAI KECIL MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN OFFERING C12 PERTEMUAN KEDUABELAS

 

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Parno, M.Si

 





 

Disusun Oleh:

GUSTI INDRA TANIO   (200741637258)

 


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

 

 

“5 Komponen Pembelajaran yang Kompleks”

1. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya.

Interaksi dikatakan maksimal bila interaksi itu terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak didik dengan guru dan antara anak didik dengan anak didik dalam rangka bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Kegiatan belajar mengajar yang bagaimana pun, juga ditentukan dari baik dan tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan; dan akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai.

2. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetap menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan psikologis anak didik. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya.

3. Alat

Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.

Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video dan sebagainya.

4. Sumber Pelajaran

Sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. 

5. Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Mustahil suatu kegiatan diprogramkan tanpa adanya suatu tujuan, karena hal itu adalah suatu hal tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan tersebut dibawa. Oleh sebab itu, setiap kegiatan yang diprogramkan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Demikian halnya dengan kegiatan belajar mengajar, di sana juga mempunyai tujuan.

 

Senin, 22 November 2021

ESSAI KECIL PT 11

 

ESSAI KECIL MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN OFFERING C12 PERTEMUAN KESEBELAS

 

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Parno, M.Si

 









 

Disusun Oleh:

GUSTI INDRA TANIO   (200741637258)

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

 


“Ragam Taksonomi Variabel Hasil Dalam Pembelajaran”

Pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang kompleks yang melibatkan interaksi peserta didik dengan pendidik serta tidak terlepas dari interaksi dengan berbagai sumber belajar pada suatu ligkungan belajar.

Menurut Regeluth, dkk (1977) klasifikasi variable pembelajaran di bedakan atas 3 variabel:

1. Variable Kondisi

Variable kondisi dimaknai sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pengajaran. Meriil dan Reigeluth mengelompokkan variabel kondisi menjadi tiga, meliputi :

a. Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi

Tujuan suatu bidang studi adalah pertanyaan tentang hasil atau produk pembelajaran diharapkan atau hendak dicapai.

b. Kendala dan Karakteristik Bidang Studi

Dalam pelaksanaan pembelajaran pasti akan ditemui berbagai kendala pembelajaran. Kendala di artikan sebagai keterbatasan sumber-sumber dalam proses pembelajaran, seperti media, waktu personalia, dan uang.

c. Karakteristik peserta didik

Karakteristik peserta didik yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan bersifat internal. 

2. Variabel Metode

Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda sesuai materi yang di ajarkan. Sehingga antara kondisi, metode dan hasil memiliki hubungan yang erat. Ketika seorang pendidik mengetahui kondisi kelas dengan berbagai klafikasinya dan berhasil menentukan metode pembelajaran maka dapat dilihat hasil pembelajarannya. Variabel metode pengajaran diklafikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Organizational Strategy (strategi pengorganisasian)

Strategi mengorganisasi isi pengajaran berkaitan pada cara untuk membuat urutan dan mensistensis fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi. 

b. Delivery Strategy (stategi penyampaian)

Stategi penyampaian mengacu pada cara-cara yang dipakai untuk menyampaiakan pengajaran kepada peserta didik dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari peserta didik yang mencangkup lingkungan fisik, pendidik,bahan-bahan pengajaran.

c. Management Strategy (strategi pengelolaan)

Strategi pengelolaan berkaitan dengan penempatan waktu suatu strategi atau komponen suatu strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pengajaran.

3. Variabel hasil

Hasil pengajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pengajaran di bawah kondisi yang berbeda. Terdapat tiga jenis hasil pengajaran, yaitu keefektifan, efisiensi, dan daya tarik.

Senin, 15 November 2021

ESSAI KECIL PT 10

 

ESSAI KECIL MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN OFFERING C12 PERTEMUAN KESEPULUH

 

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Parno, M.Si

 



 

Disusun Oleh:

GUSTI INDRA TANIO   (200741637258)

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

 

 

 

“5 Inovasi Untuk Model Pembelajaran Yang Lebih Efektif”

1. Meningkatkan Keterlibatan Peserta Didik

Keterlibatan mahasiswa di dalam kelas menjadi suatu masalah terbesar dalam dunia pendidikan. Ruang kelas biasa, dirasa cukup sulit untuk membuat siswa tetap fokus dengan materi yang diberikan. Hal ini dikarenakan pengajar tidak mengetahui apa yang sebenarnya membuat siswa tetap tertarik dengan kelas. Ketika mahasiswa terdistraksi, ia pun tidak bisa mengulang kembali materi yang terlewat. Dengan inovasi berupa webinar, siswa dapat belajar dari manapun asal terkoneksi dengan internet. Siswa juga dapat bebas bertanya tanpa harus merasa malu dengan teman-teman di kelas.

2. Pembelajaran Berbasis Permainan

Suatu pendekatan di mana siswa belajar melalui permainan (game) disebut dengan game-based learning (GBL) atau pembelajaran berbasis permainan. Materi belajar disampaikan dalam bentuk permainan sehingga menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Untuk memotivasi siswa, GBL tidak hanya bermain tapi juga memberi penghargaan agar siswa lebih terpacu untuk belajar. Penghargaan dapat berupa level, lencana, atau hadiah yang didapat siswa ketika menyelesaikan tugas tertentu.

3. Pembelajaran Multimodal

Pembelajaran multimodal dapat membantu siswa dengan menggabungkan tulisan, gambar, gerakan, suara, tindakan, dan sebagainya. Pembelajaraan akan menjadi lebih efektif terutama untuk belajar bahasa asing. Metode ini dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengingat kosakata kamus bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, atau bahasa asing lainnya.

Tidak hanya untuk membantu mengingat kosakata, metode ini juga dapat membantu siswa mempelajari, mengingat, dan memahami huruf bahasa Jepang, Mandarin, Korea, Arab, atau bahasa asing yang tidak menggunakan huruf latin.

4. Pembelajaran Jarak Jauh

Di era digital ini, jarak seharusnya bukan lagi suatu masalah dalam dunia pendidikan. Melalui teknologi koneksi internet, kamu dapat belajar apapun dari siapapun. Kini universitas pun sudah ada yang online. Kehadiran secara fisik sudah bukan lagi masalah yang berarti. Batasan semakin menghilang sehingga kamu bisa belajar apapun yang kamu mau kapanpun dan di manapun.

5. Pembelajaran Berbasis Komunitas

Fungsi jejaring sosial kini tak melulu soal berkoneksi kembali dengan teman lama atau sanak keluarga yang tinggalnya jauh dari kamu. Kamu juga bisa menggunakan jejaring sosial untuk masuk ke dalam komunitas belajar.